Sponsor
Senin, 04 Mei 2009
Lomba Menulis HIV dan AIDS untuk wartawan, mahasiswa, dan umum
Lomba Menulis HIV dan AIDS 2009 (31 Mei 2009 )
Lomba Menulis HIV dan AIDS untuk wartawan, mahasiswa, dan umumTema Tulisan
1. Pengurangan Dampak Buruk Narkotika Suntik
2. Anti Stigma dan Diskriminasi
3. Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS)
4. Program Pemakaian Kondom
5. Pengobatan, Dukungan dan Perawatan
Ketentuan Lomba
-Kategori peserta: Wartawan, Mahasiswa dan Umum
-Panjang tulisan tidak lebih dari 1500 kata
-Jenis huruf yang digunakan Times New Roman size 12pt paragraf 1,5
-Tulisan dikirim dalam bentuk soft copy berikut scan KTP ke lombatulis09@aidsindonesia.or.id
atau dalam bentuk hardcopy berikut foto copy KTP dikirimkan ke Panitia Lomba dengan alamat: Menara Eksekutif Lt.9, Jl,
MH Thamrin Kav.9, Jakarta Pusat 10330 paling lambat 31 Mei 2009 cap stempel pos
Hadiah untuk semua kategori
Juara I: Uang 10 juta + tiket PP + akomodasi+ biaya registrasi untuk mengikuti Konferensi Aids Asia Pasifik ke IX di Bali, Agustus 2009
Juara II: uang 7,5 juta rupiah
Juara III: uang 5 juta rupiah
Contact person: Aldo 021 990 39647
Keterangan lengkap klik http://www.aidsindonesia.or.id
Posted on 15.52
Prahara Negeri Semut
Prahara di Negeri Semut
Di negeri ini, agama kian tercekik
demi sejuta uang penuai konflik
bagaimana tidak ketenangan jadi terusik
kalau yang jadi raja adalah musik
Di negeri semut yang lebih hebat,
agama lebih populer dari musik.
Di negeri ini budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada
tapi tahu dan tak mau tahu adanya
hendak ditanya, sang raja malah tak berdaya
malah, budi pekerti jadi perisai pura-pura
Di negeri semut yang lebih hebat,
budi pekerti diacungi jempol gajah.
Di negeri ini ajang selingkuh antek birokrat
karena sepeser uang peluh rakyat
sepupu, kemenakan jadi pejabat cacat
lulus atau tidak yang penting nyogok yang kuat
Di negeri semut yang lebih hebat,
birokrat seperti itu habis dibabat.
Di negeri ini korup dan sogok jadi ajang carut-marut
pemerintahan sehari dua hari menanti maut
bukan main yang kuat menindas tanpa takut
jadi pejabat pun harus pakai segalah susuk
Di negeri semut yang paling hebat,
korup dan sogok tak dipupuk.
Di negeri ini dana bantuan dijadikan tabungan
sejuta, semiliar kecil harganya di angan-angan
kami di sini nunggu bunganya aja kelimpangan
bagaiman tidak yang kaya jadi pilihan
Di negeri semut yang lebih hebat,
dana bantuan jadi banjiran.
Di negeri ini janji hanya dalam mulut
nunggu ditepati, kehidupan malah surut
wajar aja para demonstran kerjanya menuntut
di depan gedung putih yang tak lagi berumput
Di negeri semut yang lebih hebat,
janji tak tinggal membusuk.
Di negeri ini tukang sapu ingin punya mobil
mati besok wariskan derita tuk si Unyil
siapa suruh kantong tipis penghasilan dekil
anak istri makannya aja masih dicicil
Di negeri semut yang lebih hebat,
tukang sapu mikirnya cuma sop kikil.
Mari...
mari kita ikut karnaval negeri semut
Negeri penuh kejujuran
agama jadi satu-satunya pegangan
budi pekerti diacungi sejuta jempolan
birokrat tak kenal ajang selingkuhan
dana bantuan datangnya kelebihan
korup dan sogok dianggap negeri asingan
janji di mulut dijadikan amalan
tukang sapu gajinya kebanjiran
Prahara negeri semut
menunggu para perindu kebaikan
Solus populi suprema lex
Solus populi suprema lex, dan
Solus populi suprema lex.
Kapan, kapan...dan kapan ya?
Kita memasuki era prahara negeri semut.
By; As- Shafy
Kamis, 9 Nov 2006
di poskan kembali
Senin, 4 Mei 2009
Posted on 03.27
Langganan:
Postingan (Atom)